JAKARTA: Bank Indonesia memastikan krisis ekonomi dan politik Yunani hanya akan berdampak kecil, kendati pertumbuhan ekonomi pada kuartal III di bawah ekspektasi bank sentral. Indonesia justru dapat meraih pertumbuhan jika bisa memanfaatkan momentum krisis Eropa.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan sampai saat ini dampak krisis Yunani masih minimal tercermin dr pertumbuhan ekonomi kuartal III yang cukup tinggi, yakni di level 6,5%.
"Meskipun itu (pertumbuhan ekonomi 6,5%) sedikit dibawah perkiraan BI 6,6%," ujarnya kepada Bisnis, malam ini.
Menurutnya, perlambatan kinerja ekspor pada kuartal III akibat permintaan global yang menurun. Namun, sambungnya, dampak aliran modal ke Indonesia diperkirakan tak besar karena potensi dan prospek ekonomi nasional cukup baik untuk menarik investor yang tidak mempunyai banyak pilihan investasi di dunia ini.
Dia berjanji BI akan terus memonitor perkembangan di Yunani dengan harapan semua komitmen untuk menyelesaikan defisit budget yang besar dapat terlaksana. "Bila hal ini terjadi maka dampak negatif contagion effect ke negara lain di EU akan minimal dan secara bertahap kepercayaan investor akan kembali," jelasnya.
Hartadi menambahkan dengan menerapkan kebijakan ekonomi makro yang konsisten Indonesia akan dapat mengambil kesempatan untuk tumbuh lebih tinggi.
Menurutnya, kebijakan fiskal masih mempunyai ruang yang cukup besar untuk stimulasi kegiatan ekonomi khususnya investasi. "Kebijakan moneter juga masih mempunyai ruang untuk lebih akomodatif dengan kecenderungan inflasi yang menurun," ungkapnya.